Ilmu Budaya Dasar Bab 6 - Manusia dan Pandangan Hidup
Nama : ANGGUN TRI WIBOWO
Kelas : 1KA33
NPM : 10110854
Materi : Ilmu Budaya Dasar
Kelompok : 3
Dosen : Ninuk Sekarsari
Cita - Cita
Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, yang disebut cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun tujuan merupakan apa yang mau diperoleh seseorang pada masa mendatang. Dengan demikian cita-cita merupakan pandangan masa depan, merupakan pandangan hidup yang akan datang. Pada umumnya cita-cita merupakan semacam garis linier yang makin lama makin tinggi, dengan perkataan lain: cita-cita merupakan keinginan, harapan, dan tujuan manusia yang makin tinggi tingkatannya.
Apabila cita-cita itu tidak mungkin atau belum mungkin terpenuhi, maka cita-cita itu disebut angan-angan. Disini persyaratan dan kemampuan tidak/belum dipenuhi sehinga usaha untuk mewujudkan cita-cita itu tidak mungkin dilakukan. Misalnya seorang anak bercita-cita ingin menjadi dokter, ia belum sekolah, tidak mungkin berpikir baik, sehingga tidak punya kemampuan berusaha mencapai cita-cita. Itu baru dalam taraf angan-angan.
Antara masa sekarang yang merupakan realita dengan masa yang akan datang sebagai ide atau cita-cita terdapat jarak waktu. Dapatkah seseorang mencapai apa yang dicita-citakan, hal itu bergantung dari tiga faktor :
Pertama, manusianya yaitu yang memiliki cita-cita;
Kedua, kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang dicita-citakan; dan
Ketiga, seberapa tinggikah cita-cita yang hendak dicapai.
Faktor manusia yang mau mencapai cita-cita ditentukan oleh kualitas manusianya. Ada orang yag tidak berkemauan, sehingga apa yang dicita-citakan hanya merupakan khayalan saja. Hal demikian banyak menimpa anak-anak muda yang memang senang berkhayal, tetapi sulit mencapai apa yang dicita-citakan karena kurang mengukur dengan kemampuannya sendiri.Sebaliknya dengan anak yang dengan kemauan keras ingin mencapai apa yang di cita-citakan, cita-cita merupakan motivasi atau dorongan dalam menempuh hidup untuk mencapainya. Cara keras dalam mencapai cita-cita merupakan suatu perjuangan hidup yang bila berhasil akan menjadikan dirinya puas.
Suatu cita-cita tidak hanya dimiliki oleh individu, masyarakat dan bangsa pun memiliki cita-cita juga. Cita-cita suatu bangsa merupakan keinginan atau tujuan suatu bangsa. Misalnya bangsa Indonesia mendirikan suatu negara yang merupakan sarana untuk menjadi suatu bangsa yang masyarakatnya memiliki keadilan dan kemakmuran.
Kebajikan
Kebajikan atau kebaikan pada hakikatnya adalah perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama atau etika. Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik dan makhluk bermoral. Dia adalah seorang individu yang utuh, terdiri atas jiwa dan raga. Dia memiliki hati yang pada hakikatnya lagi, memihak pada kebenaran dan selalu mengeluarkan pendapat sendiri tentang pribadinya, perasaannya, cita-citanya, dan hal-hal lainnya.
Dari yang dirasakan manusia tersebut, manusia cenderung lebih memihak pada kebaikan untuk dirinya sendiri. Inilah yang membuat sebagian manusia ‘terpilah’ menjadi manusia egois, yang seringkali seperti tidak mengenal kebajikan.
Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari 3 segi, yaitu :
a. Manusia sebagai pribadi, yang menentukan baik-buruknya adalah suara hati.
b. Manusia sebagai anggota masyarakat atau makhluk sosial, manusia hidup bermasyarakat, saling membutuhkan, saling menolong, dan saling menghargai anggota masyarakat
c. Manusia sebagai makhluk Tuhan
Kebajikan manusia nyata dan dapat dirasakan dalam tingkah lakunya. Karena tingkah laku bersumber dari pandangan hidup, maka setiap orang memiliki tingkah laku sendiri-sendiri. Terdapat tiga hal yang menjadi faktor yang mungkin dapat menjadikan seorang individu memiliki sikap tertentu, yaitu:
a.Pembawaan (hereditas) , sesuatu yang diturunkan dari orang tua pada anaknya.
b.Lingkungan, merupakan alam kedua yang melingkupi manusia dan di situ manusia baru akan terdidik dengan sendirinya agar bisa melanjutkan hidup.
c.Pengalaman, merupakan segala sifat dari keadaan-keadaan, baik itu manis ataupun pahit yang dirasakan dan cenderung sering terbesit di pikiran manusia.
CASE STUDY :
Studi kasus saya ambil dari berita yang berhubungan dengan salah satu faktor seseorang untuk menggapai cita-citanya yaitu kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang dicita-citakan.
JAKARTA, KOMPAS.com — Memutus rantai kemiskinan di negara ini adalah melalui pendidikan, yang harus dibuat merata untuk mereka yang kini tengah hidup di dalam garis kemiskinan itu sendiri.
Pendapat tersebut dilontarkan oleh Direktur Eksekutif Indonesian Street Children Organization (ISCO) Ramida Siringo-ringo, di tengah gelaran "800 Anak Miskin Menggapai Mimpi Bersama ISCO" di Jakarta, Sabtu (11/7). Anak-anak tersebut adalah 800 dari 1.725 anak-anak miskin perkotaan di Jakarta, Medan, dan Surabaya, yang berhasil mengenyam pendidikan gratis di sekolah umum berkat bantuan ISCO.
Ramida menandaskan, berdasarkan data Biro Pusat Statistik (BPS) pada 2008 lalu tercatat jumlah populasi penduduk miskin di Indonesia mengalami peningkatan, yang mencapai 41,2 juta jiwa. Ironisnya, di tengah kemiskinan, banyak di antara anak-anak yang harus hidup dan tumbuh keras di jalanan tanpa merasakan sentuhan pendidikan sebagai fundamental dasar meraih cita-cita di masa depannya.
"Sehingga kita ingin memutus rantainya sejak sekarang sebab tanpa sentuhan pendidikan formal di usia dini anak-anak itu mudah terseret ke dunia jalanan dan kriminalitas," ujar Ramida.
"Mereka tidak punya apa-apa, bahkan mimpi menjadi dokter atau guru pun tidak berani karena sejak kecil memang tidak pernah sekolah," tambahnya.
Untuk itu, pada Juli 2009 ini Ramida sudah menaikkan targetnya untuk menambah jumlah anak miskin yang bisa bersekolah gratis itu hingga mencapai 2.200 anak. Bahkan, tepat di usianya yang ke-10 tahun ini, ISCO merancang target bisa menyekolahkan 200.000 anak miskin selama 10 tahun ke depan.
Terkait hal itu, Emmy R, perwakilan dari Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan, mengaku upaya tersebut tentu sangat dibutuhkan demi masa depan anak-anak Indonesia.
"Pendidikan sudah menjadi kebutuhan mendasar dan anak-anak ini tengah menjalani golden period dan pembentukan karakternya sehingga harus didukung bukan saja oleh pemerintah melainkan juga masyarakat luas," ujar Emmy.
OPINION :
cita-cita adalah impian setiap orang baik tua atau pun muda, serta tidak memandang orang tersebut pintar atau bodoh , kaya atau miskin. Salah satu cara mewujudkan cita-cita tersebut adalah dengan mengenyam bangku pendidikan. Pendapat saya , program pemrintah tentang sekolah gratis untuk anak yang kurang mampu sangat baik diterapkan. Karena dengan pendidikan yang layak, mereka bisa mewujudkan mimpi, harapan serta cita-cita yang mereka harapkan. Apa lagi mereka dapat melanjutkan pendidikan yang layak sampai perguruan tinggi sehingga mereka benar-benar dapat mewujudkan cita-cita mereka,dan akhirnya mereka dapat membantu meringankan beban orang tua mereka karena mereka sudah menjadi orang yang berilmupengetahuan. Tak jarang pula mereka anak-anak yang tidak mampu lebih pintar/pandai diban dingkan anak-anak yang tergolong dari keluarga kaya. Karena mereka mempunyai motivasi untuk hidup menjadi orang yang lebih baik lagi dibandingkan orang yang lebih kaya. Maka sebaiknya pemerintah memperhatikan mereka, supaya mereka tidak merasa terabaikan.
Related Article:
0 komentar:
Posting Komentar